Minggu, 13 Maret 2011

PTK Matematika - Kuningan


PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS IX SEMESTER I 
SMPN 5 KUNINGAN


PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS




Disusun oleh :
Liseu Kurniati,S.Pd



SMPN 5 KUNINGAN 
2010

JUDUL
UPAYA MENINGKATAKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN  JIGSAW  DALAM  PEMBELAJARAN STATISTIKA

LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidah terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan system pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan jaman tersebut.
Atas dasar tuntutan mewujudkan masyarakat seperti itu di perlukan upaya peningkatan mutu pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, prilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapain kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Dengan demikian, peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan kurikulum sekolah yang berbasis pada kompetensi peserta didik.
  Model pembelajaran KBK mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan dan pemahaman sendiri. Mendasarkan diri pada pandangan Konstruktivisme Kurikulum 2004 di desain menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.
Berdasarkan hal tersebut pendekatan yang sesuai dengan KBK yaitu pendekatan CTL, yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka.
Salah satu komponen CTL ada pemodelan, yaitu suatu rencana yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan siswa. Sumber belajar yang digunakan dalam mewujudkan kondisi belajar yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa.
Model pembelajaran yang dianggap lebih efektip untuk pembelajarn Statistika adalah model Jigsaw. Dalam pembelajaran jigsaw siswa belajar kooperatif (kerja sama) dengan sesama teman. Kelebihan jigsaw adanya kelompok (tiem) ahli yang membahas satu masalah sampai benar-benar dipahami anak. Begitu pula dalam statistika setiap tiem memecahkan satu permasalahan setelah permasalahan diselesaikan kemudian saling memberi informasi, jadi kelebihan anak mengkonstruksikan pengetahuan dan pemahamannya sendiri.

RUMUSAN MASALAH
              Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, masalah    dalan penelitian ini adalah :  Apakah model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran Statistika dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika siswa ?
             Mengingat luasnya permasalahan diatas dan untuk menghindari kekeliruan, penyimpangan arah dalam operasionalnya dan pembicaraan masalah lebih tepat sasaran, maka peneliti membatasi penelitian ini pada materi kelas IX  semester 5 dengan pokok bahasan Statistika.

ALASAN PEMILIHAN MASALAH
Matematika sekolah berfungsi mengembangkan kemapuan menghitung, mengukur,  menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya melalui materi pengukuran dan giometri.
Tujuan pembelajaran matematika yang dituntut dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) adalah:
1.   Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan konsisten dan inkosistensi .
2.   Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3.   Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
4.   Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan
Penulis merasa  proses belajar mengajar tidak selalu berjalan lancar. Penyebabnya guru  selalu menggunakan metode yang sama pada setiap pertemuan. Sehingga siswa merasa bosan, jenuh dan bagi sebagian siswa ia merasa tertekan karena selalu didikte dan tidak diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah yang diberikan gurunya. Berdasarkan hal itu, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk memecahkan permasalahan tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan menumbuhkan rasa keberanian siswa agar siswa bisa memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir kelompok. Dengan belajar berkelompok ini biasanya siswa lebih berani mengungkapkan pendapat Tanya jawab  antar siswa atau bahkan memberikan sanggahan. Kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa akan membuat siswa memahami materi lebih dalam dan ingat lebih lama. Dengan metode yang membuat siswa lebih senang dan nyaman  dalam belajar diharapkan siswa lebih termotipasi dalam mempelajari matematika.
Dalam penelitian ini akan diteliti  pengaruh pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar siswa. Jika ternyata penelitian ini menunjukan hasil yang baik, maka pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw digunakan sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan kualitas hasil belajar.

PERTANYAAN PENELITIAN
Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan melalui beberapa pertanyaan berikut ini  :
Apakah model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika siswa ?.
Bagaimana tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw ?.
Apakah aktifitas siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw meningkat ?. 

TUJUAN PENELITIAN
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah menguji aktifitas pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajarn Jigsaw melalui penelitian tindakan kelas. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran Statistika .
Untuk mengetahui tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw.
Untuk mengetahui aktifitas siswa dalam penerapan pembelajaran Jigsaw.

HIPOTISIS PENELITIAN
Model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran statistika dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw
Aktifitas siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw meningkat.
MANFAAT PENELITIAN
Untuk menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari matematika.
Sebagai masukan bagi guru, khususnya guru matematika untuk berusaha memilih model yang paling tepat dalam mempelajari matematika.
Untuk memberikan masukan bagi sekaloh dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan matematika, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

STUDI LITERATUR
Kegiatan Pebelajaran
Kegiatan pebelajaran diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Kegiatan perlu pembelajaran memberdayakan semua potensi  didik untuk menguasai kompentensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompentensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pelajar sepanjang hayat dan mewujudakn masyarakat belajar.
Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikan, kegiatan pembelajaran perlu :
Berpusat pada peserta didik.
Mengembangkan kreativitas peserta didik.
Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang.
Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestetika.
Menyediakan pengalaman belajar yang beragam.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajarn yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.  
Pembelajaran Kontektual
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap-demi tahap tentang apa yang dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipejarinya.
Langkah-langkah pebelajaran CTL dalam kelas adalah sebagai berukut :
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya !.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik !.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya !.
Ciptakan “masyarakat belajar” ( belajar dalam kelompok-kelompok) !.
Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajarn !.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan !.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara !.
Model Pebelajaran
Model-model pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan : tujuan pembelajaranya, pola urutanya dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan, pengajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang baik untuk membantu siswa memepelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi model ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
Pada model pengajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pengajaran langsung siswa harus tentang dan memperhatikan gurunya.
Macam-macam model pembelajaran :
Examples Non Examples
Picture And Picture
Membered  Heads Together
Cooperative Script
Kepala Bernomor Struktur
Student Teams – Achievement Division (STAD)   
Jigsaw (Model Tim Ahli)
Problem Based Introduction (PBI)
Artikulasi
Mind Mapping
Make-A Match
Think Pair And Share
De Bate
Role Playing
Group Investigation
Talking Stik
 Bertukar Pasangan
Snow Ball Throwing
Student Facilitator And Explaining
Course Review Horay
Explicit Intruction
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Model Jigsaw
Dalam pembelajaran CTL Learning Community (masyarakat belajar ) merupakan hal yang harus diperhatikan, diantaranya pembelajaran dengan kooperatif learning. Pembelajaran yang termasuk kooperatif learning diantaranya Jigsaw. Pembelajarn dengan model Jigsaw adalah pembelajaran yang menggunakan model tim ahli.
Langkah-langkah :
Siswa dikelompokan kedalam = 4 anggota tim
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
Tiap anggota dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal  dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sunguh-sungguh.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
Guru memberi evaluasi.
Menutup
      
Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan
Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam sistem masyarakat yang terdesentralisasi (khusus untuk pendidikan dasar), dilakukan dengan program The Creating Learning For Children (CLCC) program yang bekerja sama dengan UNESCO dan UNICEF. Program tersebut memuat tiga komponen, yaitu School Based management (SBM), Community Participan (CP) dan Aktive, Joyful and Efektive Learning (AJEL). Tiga komponen tersebut saling berkaitan dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. AJEL sangat populer dipadankan dengan istilah PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
AJEL atau PAKEM bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang lebih melengkapi peserta didik dengan keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupannya kelak. Aktif diartikan peserta didik maupun guru berinteraksi untuk menunjang pembelajaran. Guru harus menciptakan suasana sehingga peserta didik aktif bertanya, memberikan tanggapan, mengungkapkan ide dan mendemonstrasikan gagasan atau idenya. Guru aktif akan memantau kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan menantang dan mempertanyakan gagasan peserta didik. Dengan memberikan kesempatan peserta didik aktif  akan mendorong kreativitas peserta didik dalam belajar maupun memecahkan masalah. Kreatif diartikan guru memberikan variasi dalam kegiatan belajar- mengajar dan membuat alat Bantu belajar, bahkan menciptakan teknik-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan tujuan belajarnya. Peserta didik akan kreatif, bila diberi kesempatan merancang/membuat sesuatu, menuliskan ide atau gagasan. Kegiatan tersebut akan memuaskan rasa keingintahuan dan imajinasi mereka. Apabila suasana belajar yang aktif dan kreatif terjadi, maka akan mendorong peserta didik untuk menyenangi dan memotivasi mereka untuk terus belajar. Menyenangkan diartikan sebagai suasana belajar mengajar yang “hidup”, semarak, terkondisi untuk terus berlanjut, ekspresif, dan mendorong pemusatan perhatian peserta didik terhadap belajar.     
Benda- benda yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sering merupakan gabunan dari berbagai bagun datar dan bangun ruang yang dipalajari di sekolah.
Geometri yang dipelajari di sekolah terdiri dari geometri datar atau geomteri  bidang ( plane geometry ) dan geometri ruang ( solid geometry ). Geomtri bidang membahas bangunan-bangu-bangun datar, yaitu bangun yang sama elemen pembentuk bagun tersebut terletak pada sebuah bidang datar. Geometri ruang membahas bangun-bangun berdimensi tiga : bangun-bangun ruang dan bangun-bangun datar atau bagian-bagian bidang lengkung pembentuk atau unsur bangun raung tersebut. Bangun ruang adalah bangun yang sama elemen pembentuknya tidak seluruhnya tertelak pada sebuah bidang datar atau lengkung. Bangun berdimensi tiga mungkin merupakan bangun tertutup, mungkin tidak tertutup. Bangun ruang dapat berupa luasan dan bukan luasan, misalnya spiral. Yang dibahasa hanya yang berupa  luasan saja.
Jika suatu bangun ruang tertutup dibatasi seluruhnya oleh segibanyak (polygon ), maka bangun ruang itu disebut bidang banyak ( planar body atau polyhedron  ; Yunani : polys = bangun ; hedron = permukaan ). Bahan pelatihan ini terutama membahas bangun-bangun ruang sisi datar saja yang disebut bangun ruang sisi banyak. Bidang banyak dibedakan menjadi bidang banyak konveks (convex polyhedron) dan tidak konveks ( non-convex polyhedron ). Bidang banyak disebut bidang konveks hanya jika setiap irisan terhadap bidang banyak itu menghasilkan segi banyak konveks.
Polygon yang membatasi polyhedron disebut bidang sisi atau secara singkat sisi (permukaan). Segmen garis yang merupakan perpotongan dua bidang sisi disebut rusuk, dan titik ujung rusuk merupakan titik-titik sudut bangun ruang tersbut. Titk sudut merupakan titik persekutuan tiga atau lebih rusuk bangun ruang.
Statistika
Pengertian Statistika selalu dihubungkan dengan ilmu yang berhubungan dengan angka atau sekumpulan angka yang dikenal dengan data. Di sekitar lingkungan kita berada selalu berkaitan dengan Statistik.
Statistik dipakai untuk menyatakan ukuran sebagai wakil dari kumpulan data (hasil pengukuran) mengenai sesuatu hal. Statistik dapat digunakan sebagai penduga parameter, sedangkan ilmu yang mempelajari pendugaan parameter dinamakan Statistika.
Dalam pengertian yang luas Statistika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan mengusahakan agar data mempunyai makna. Mau tidak mau setiap orang akan selalu berhubungan dengan data. Data yang dikumpulkan tentunya akan bergantung pada macam data serta sarana dan prasarana yang tersedia. Seringkali sarana dan prasarana yang tersedia memiliki keterbatasan sehingga tidak mungkin kita dapat mengumpulkan data tersebut secara keseluruhan. Keterbatasannya bisa juga disebabkan dari waktu yang tersedia, biaya yang tersedia, atau kemampuan manusia yang terbatas. Oleh karena itu, biasanya kita hanya dapat mengumpulkan sebagian data yang diharapkan dapat mewakili keseluruhan data yang ada. Keseluruhan data yang akan dipantau disebut populasi, sedangkan sebagian dari seluruh data yang dipantau disebut sample dari populasi tersebut. Populasi mempunyai ciri yang khas yang disebut parameter, sample juga mempunyai cirri sebagai penduga dari parameter yang disebut Statistik. Sekelompok objek atau orang disebut populasi. Sample adalah sebagian dari populasi.
Penyajian data tidak hanya dengan tabel atau daftar, tetapi dapat pula dalam bentuk diagram. Missal diagram batang, diagram garis, atau diagram lingkaran. Diagram batang dapat digunakan untuk membandingkan jumlah. Diagram garis digunakan untuk menggambarkan keadaan yang bersifat terus-menerus. Diagram lingkaran adalah sajian data dalam bertuk lingkaran yang digunakan untuk menyatakan bagian dari keseluruhan jika data dinyatakan dalam persen dengan jumlah total 100%.
Histogram adalah suatu jenis khusus dari diagram batang. Histogram digunakan untuk menunjukan sebaran atau distribusi frekuensi data tersebut. Dalam histogram tidak terdapat ruang diantara batang-batangnya. Tinggi dari masing-masing batang menunjukan frekuensi dat tersebut. Pada histogram lebar tiap persegi panjang mungkin tidak sama. Dalam hal demikian, luas tiap persegipanjang menyatakan frekuensi kelas yang bersangkutan.
Ukuran penyebaran data memberikan gambaran seberapa besar data menyebar dalam kumpulannya. Melalui ukuran penyebaran kita dapat mengetahui seberapa jauh data-data menyebar dari titik pemusatannya. Ukuran-ukuran penyebaran yang sering digunakan antara lain: range, jangkauanantar kuartil, dan varian.
     


METODOLOGI  PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMPN 5 Kuningan. Adapun yang akan menjadi  subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjunlah 30 orang, dipilih sekolahnya tersebut sebagai tempat penelitian karena peneliti sedang bertugas di sekolah tersebut dan peneliti sudah mengetahui lingkungan sekolahnya. Dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam proses pembelajaran tersebut.
PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-prakrek pembelajaran di kelas, sehingga kondisi ini sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Karena itu guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas agar minat siswa terhadap pembelajaran dapat ditingkatkan.
  

PROSEDUR PENELITIAN

                   PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian
berdaur siklus yang terdiri dari tiga tahap, yaitu :
Perencanaan (planning);
Tindakan (action) diikuti oleh pengamatan (observation); dan
Refleksi (refleksion);
 

PENGUMPULAN DATA

Instrumen dalam penelitian ini adalah :

Test

Tes ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran satu sub pokok pembahasan (test formatif) dan dan pada akhir pembelajaran satu pokok bahasan (test sub sumatif). Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan atau daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan dalam proses pembelajaran.

LKS

LKS adalah lembar duplikat yang dibagikan guru kepada siswa di satu kelas, untuk melakukan kegiatan (aktivitas) belajar mengajar.

Lembar Observasi

Lembar observasi ini adalah untuk mengobservasi siswa yang dilakukan pada setiap tindakan pembelajaran yang digunakan untuk mencari data suasana belajar.
Lembar Angket
Lembar angket ini diberikan kepada siswa pada akhir penelitian, angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran model  jigsaw.

TEKNIK ANALISIS DATA


Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis data.
Teknik menganalisis data tes formatif dan tes subsumatif dilakukan dengan rumus :
Daya Serap Siswa (DSS) = Skor yang diperoleh x 100 %
Skor Ideal  
Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila DSS ≥ 65 %
Daya Serap Kelas (DSK) =  Ã¥ Skor yang diperoleh x 100 %
Seluruh Siswa                          
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya apabila DSK ≥ 85 %
Nilai rata – rata = Skor yang diperoleh x 100 %
Seluruh Siswa
Data hasil observasi aktivitas siswa dihitung dengan menjumlahkan aktifitas yang muncul dipresentasikan.


 

JADWAL RENCANA PENELITIAN



No
                             Waktu
Kegiatan
Sept
Okt
Nop
Des
Jan
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan penelitian (Menyusun proposal dll)




















2
Mengumpulkan data di lapangan




















3
Pengolahan dan analisis data




















4
Penulisan hasil penelitian




















5
Finalisasi dan pembahasan
























































DAFTAR PUSTAKA
                                                                                    
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .1995. karya tulis Ilmiah di bidang pendidikan angka kredit pengembangan profesi Guru. Jakarta : Direktorat Pendiddikan Guru Dan Tenaga Teknisi Pendidikan Dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendasmen .2000, Pendidikan Bermutu Mendefinisikan Dan Mengevaluasi Mutu. Jakarta : Proyek perluasan dan peningkatan murtu SMP.
Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat .2001. Gambaran Guru Sebagai Fasilitator Belajar Siswa BEP.
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat balai pelatihan guru. 2002. Menyusun Rencana Pembelajaran Kontekstual Bandung : BPG Propinsi Jawa Barat
Depdiknas Dirjen Pendasmen .2005. Model–Model Pembelajaran Jawa Barat : LPMP
Kasi kurikulum Subdin SLTP. 2002. Kumpulan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kuningan : Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan
Mulyana, Slamet. 2003. Implemenytasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Bandung : Balai pelatihan Guru Propinsi Jawa Barat
Simposium Guru IV. 2002. Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan Jakarta : Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendasmen. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku I, Budiarto, Mega Teguh Jakarta : Bagian proyek pengembangan Sistem dan Pengendalian Progarm
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendasmen. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 2, Kahfi, M. Shohibul Jakarta : Bagian proyek pengembangan Sistem dan pengendalian program
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendasmen. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 3, Lambar Jakarta : Bagian proyek pengembangan system dan pengendalian program




ANGKET PARTISIPASI SISWA
PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Berilah tanda (  ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda.
Keterangan
SS        = ……………
S          = ……………
TS        = ……………
STS     = ……………
NO
PERNYATAAN
SS
S
TS
STS
1


2


3



4


5


6


7


8
Saya senang dengan pembelajaran Matematika seperti ini

Sausana pembelajaran seperti ini lebih menyenangkan dari biasanya

Pembelajaran seperti ini dapat menciptakan lingkungan yang tenang dan menggugah semangat

Pembelajaran Matematika seperti ini membuat saya untuk aktif dan kreatif

Saya tidak suka jika Saya harus menerangkan konsep yang Saya pahami kepada teman Saya

Pembelajaran seperti ini membuat Saya tidak berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru

Pembelajaran seperti ini tidak memunculkan keberanian Saya untuk mengembangkan pendapat

Pembelajaran seperti ini kurang menumbuhkan rasa percaya diri Saya dalam menyajikan















PEDOMAN OBSERVASI
Asesmen Partisipasi Siswa

Petunjuk
Amatilah partisipasi Siswa dan suasana pembelajaran selama pembelajaran tanpa mengganggu kegiatan KBM.
Isikanlah tanda cek (   ) pada kolom sangat baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K), sangat kurang (SK), sesuai dengan aspek Asesmen.

No
Aspek Asesmen
SB
B
C
K
SK
1

2

3

4

5

6

7

8
Frekwensi kehadiran Siswa

Disiplin Siswa

Antusiasme belajar Siswa

Keberanian Siswa dalam bertanya

Keberanian Siswa dalam menjawab

Keberanian Siswa dalam Berargumen

Keberanian Siswa tampil didepan kelas

Keharmonisan hubungan antara Siswa dengan Siswa










Observer,
(………….)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar