Sabtu, 26 Maret 2011

PROFILE KELOMPOK KERJA




Nama Kelompok : MGMP MATEMATIKA SMP GUGUS 1 CILIMUS


Kecamatan : CILIMUS



Kabupaten/Kota : Kuningan



No. Telp. : (0232) 613214



SK PEMBENTUKAN




No. SK : 420/1649/Disdikpora/2009



Tanggal SK : 9 Juli 2009



Tentang SK : Pembentukan Pengurus MGMP Tingkat Kabupaten di Lingkungan Disdikpora Kabupaten Kuningan Periode 2009/2013
REKENING BANK




Bank : BRI Unit Cilimus Kabupaten Kuningan



No. Rekening : 4270-01-017093-53-2



    Atas Nama : MGMP MATEMATIKA GUGUS 1 CILIMUS



    Alamat : Jl. SMP Bojong No 19 Desa Cilimus Kec. Cilimus Kuningan


PENGURUS KELOMPOK




NO NAMA NIP JABATAN NUPTK NO HP
1 Moh. Bunasir, S.Pd 196908221995121001 Ketua 4154747650200033 08122171971
2 Rusmiyati, S.Pd 196802051998022002 Bendahara 0537246649300052 085224418923
3 Sumarno, S.Pd 196411221990031004 Sekretaris 7454742646200013 081804674474

Profil MGMP Matematika Gugus Kadugede 2009

PROFILE KELOMPOK KERJA





Nama Kelompok : MGMP Matematika SMP Gugus Kadugede



Kecamatan : Kadugede




Kabupaten : Kuningan




No Telp. : 0232-872823












SK PEMBENTUKAN





No SK : 420/2543-Disdikpora/2009



Tanggal SK : 20 Oktober 2009




Tentang SK : Pembentukan pengurus MKPS, MKKS, dan MGMP SMP tingkat kabupaten Kuningan di lingkungan Dinas Pendidikan


  dan Olah Raga kabupaten Kuningan periode 2009/2010


REKENING BANK





Bank
: Bank Rakyat Indonesia



Cabang : Kuningan




Unit
: Kadugede




No Rekening : 4277-01-006494-53-1




Atas Nama : MGMP Matematika Gugus Kadugede



Alamat : Jl. Raya Ciamis No. 11 Ds. Kadugede Kec.Kadugede Kab. Kuningan










PENGURUS KELOMPOK




NO NAMA NIP JABATAN NUPTK NO HANDPONE

1 AGUS AHDIAT, S.Pd 196908241993011000 Ketua 8156747649200023 081395677198

2 YUYUN YUNARTI, S.Pd 197009191994122001 Bendahara 5251748650300073 08112406453

3 SUHARA, S.Pd 196502011985121002 Sekretaris 2533743643200022 081122211644









Profil MGMP Matematika Gugus Luragung 2009


PROFILE KELOMPOK KERJA



*Nama Kelompok  : MGMP Matematika Gugus Luragung


Kecamatan : Luragung



Kabupaten/Kota : Kuningan



No. Telp : (0232) 870159










SK PEMBENTUKAN



No SK : 420/2543-Disdikpora/2009



Tanggal SK : 20 Oktober 2009



Tentang SK : Pembentukan Pemgurus MGMP SMP Tingkat Kabupaten



Dilingkungan Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga








REKENING BANK



Bank : BRI



Cabang : Kuningan



Unit : 4280 Unit Luragung Kuningan


No. Rekening : 4280-01-012538-53-0



**Atas Nama : MGMP Matematika Gugus Luragung


***Alamat  : Jl. Raya Luragung No. 03 Kecamatan Luragung Kuningan








****PENGURUS KELOMPOK


NO NAMA NIP JABATAN NUPTK NO HP
1 Amir, S.Pd. 197003021995121002 Ketua 2634748650200072 085724634243
2 Sri Utami, S.Pd. 195904081979032001 Bendahara 4740737638300022 081320278318
3 Wahidin, S.Pd. 197105292008011005 Sekretaris 1861749651200022 085624218756

Profil MGMP Matematika Gugus Cibeureum 2009


PROFILE KELOMPOK KERJA



*Nama Kelompok  : MGMP Matematika Gugus Cibeureum

Kecamatan : Cibeureum



Kabupaten/Kota : Kuningan



No. Telp :











SK PEMBENTUKAN



No SK : 420/1649-Disdikpora/2009


Tanggal SK : 09 Juli 2009



Tentang SK : Pembentukan Pengurus MKPS, MKKS dan MGMP SMP Tingkat Kabupaten



di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga



Kabupaten Kuningan Periode 2009-2011








REKENING BANK



Bank : BRI



Cabang : Kuningan



Unit : 4280 Unit Luragung Kuningan


No. Rekening : 4280-01-012577-53-4



**Atas Nama : MGMP Matematika Gugus Cibeureum

***Alamat  : Jalan Raya Cibeureum No. 2 Kel. Cibeureum Kec. Cibeureum








****PENGURUS KELOMPOK


NO NAMA NIP JABATAN NUPTK NO HP
1 Oo Kosasih, S.Pd 196305271987031005 Ketua 7859741643200022 081546701543
2 Juhana, S.Pd 198003142006042006 Bendahara 8646758658300002 081546738245
3 Asia Jurang P, S.Pd 196508121987031013 Sekretaris 1144743644200043 081546708208

Profil MGMP Matematika Gugus Ciawigebang 2009

PROFILE KERJA KELOMPOK




Nama Kelompok : MGMP MATEMATIKA GUGUS CIAWIGEBANG

Kecamatan  : CIAWIGEBANG



Kabupaten / Kota : KUNINGAN



No. Telp : (0232) - 879903










SK PEMBENTUKAN




No.  SK : 420/2543 - Disdikpora / 2009


Tanggal SK : 20 Oktober  2009



Tentang SK : Pembentukan pengurus , MKPS, MKKS dan MGMP SMP Tingkat Kabupaten 


  dilingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Kuningan







REKENING BANK




Bank : BRI 



Cabang : KUNINGAN



Unit : CIAWIGEBANG 1 KUNINGAN


No. Rekeneing : 4266-01-01-6809-53-3



**Atas Nama : MGMP MATEMATIKA SMP GUGUS CIAWIGEBANG

***Alamat : JL. RAYA KALIMANGGIS, KALIMANGGIS, KUNINGAN, JAWA BARAT







****PENGURUS KELOMPOK




NO NAMA NIP JABATAN NUPTK NO. HP
1 Nanang sigid walujo, S.Pd 19690512 199802 1 005 Ketua 6844747649200O52 O81320611790
2 Puji Maryanto, S.Pd 19741210 200003 1 004 Sekretaris 7542752654200O33 O81320170540
3 Sri Wulan, S.Pd 19700627 199802 2 002 Bendahara 3350745647300O43 O85724231988







Profil MGMP Matematika Gugus Kuningan 2009

No SK : 420/2543-Disdikpora/2009



Tanggal SK : 20 Oktober 2009




Tentang SK : Pembentukan pengurus MKPS, MKKS, dan MGMP SMP tingkat kabupaten Kuningan di lingkungan Dinas Pendidikan


  dan Olah Raga kabupaten Kuningan periode 2009/2010


REKENING BANK





Bank
: Bank Rakyat Indonesia



Cabang : Kuningan




Unit
: -




No Rekening : 013301027169505




Atas Nama : Pengurus MGMP Matematika SMP Gugus 2 Kuningan


Alamat : JL. Siliwangi NO 74 Kuningan











PENGURUS KELOMPOK




NO NAMA NIP JABATAN NUPTK NO HANDPONE

1 ADANG KUADIANA,S.Pd 196705141997021001 Ketua 9846745648200032 081324923967

2 NIA SRI HERLINA,S.Pd 197505151999032003 Bendahara 4847753654300062 085295759144

3 IRSAN FAJAR,S.Pd 197007261994121002 Sekretaris 8439748650200013 085724038329









Minggu, 13 Maret 2011

Artikel Penelitian


PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL MIND MAPPING PADA MATERI
BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIK
Oleh. Adang Kusdiana

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah :  1) untuk mendapatkan produk perangkat pembelajaran  pada materi bangun ruang sisi datar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik (KBKM) yang valid; 2) untuk mendapatkan keefektivan pembelajaran matematika dengan model mind mapping pada materi bangun ruang sisi datar; 3) untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan perangkat pembelajaran model mind mapping pada materi bangun ruang sisi datar Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan Model 4-D dari Thiagarajan yang dimodifikasi. Subjek penelitian dalam uji coba perangkat adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Kuningan sebanyak 3 kelas, satu kelas untuk uji coba instrumen test dan 2 kelas untuk uji coba efektifitas pembelajaran (kelas uji coba dan kelas kontrol). Data diperoleh melalui : 1) Lembar validasi;  2) Angket; 3) Lembar observasi; dan 4) Tes hasil belajar. Kevalidan perangkat pembelajaran ditentukan berdasarkan  validasi ahli. Efektivitas pembelajaran ditentukan berdasarkan  ketuntasan  KBKM, sikap dan keterampilan proses;   adanya pengaruh sikap dan keterampilan proses terhadap hasil belajar; dan  hasil belajar siswa kelas uji coba lebih baik dari pada kelas kontrol. Sebagai  variabel independen adalah sikap siswa dan keterampilanm proses sedangkan   variabel dependen adalah KBKM. Data diambil dengan observasi dan tes, diolah dengan analisis uji banding dan analisis regresi.
            Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1) Instrumen tes hasil belajar (KBKM) dinyatakan reliabel (r = 0,91) dan soal-soalnya valid berdasarkan hasil uji coba; 2) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah dinyatakan valid dan dapat digunakan berdasarkan validasi ahli; 3) Pengajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model mind mapping dinyatakan memenuhi kriteria efektif, yaitu  hasil belajar, sikap dan keterampilan proses telah mencapai ketuntasan;  adanya pengaruh sikap dan keterampilan proses terhadap KBKM dengan R Square = 0,937;  hasil belajar siswa kelas uji coba lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian perangkat valid dan uji coba pembelajaran efektif maka pengembangan perangkat pembelajaran tercapai.





Pendahuluan
Untuk menguasai dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) diperlukan sumber daya manusia yang berkemampuan tinggi. Wadah kegiatan untuk mengelola dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkemampuan tinggi adalah pendidikan, baik jalur sekolah maupun luar sekolah. Salah satu ilmu dasar yang pola pikir dan penerapannya mempunyai peranan penting dalam penguasaan IPTEK adalah pendidikan matematika. Dengan demikian  pendidikan matematika di sekolah bisa dijadikan media untuk  membekali siswa berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif seseorang diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pemikiran yang kreatif, orang dapat mengemukakan ide-ide baru, inovasi-inovasi baru, dan penemuan-penemuan baru, bahkan teknologi baru dalam menyelesaikan masalah.
Di lapangan menunjukkan bahwa  pembelajaran matematika yang diselenggarakan oleh guru selama ini secara umum belum sesuai harapan dan perangkat pembejaran yang digunakan guru matematika belum menggunakan model pembelajaran yang jelas khususnya dalam materi bangun ruang sisi datar. Perangkat pembelajaran yang digunakan belum mengarah pada aktivitas pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan kemampuan berpikir kreatif.
Salah satu model pembelajaran yang  mendorong kemampuan berpikir kreatif adalah penggunaan model mind mapping. Pembelajaran matematika dengan model mind mapping   diharapkan dapat merangsang siswa untuk belajar dengan cara demokratis. Siswa dapat mengekpresikan pikirannya melalui diskusi kelompok atau kelas, berpusat pada siswa, siswa aktif secara mental, fisik dan sosial. Jika siswa tertarik atau merasa senang  maka siswa akan termotivasi untuk belajar. Dengan motivasi tersebut, diharapkan  akan tumbuh sikap positif siswa terhadap matematika. Sikap disini maksudnya adalah reaksi/respon dari siswa terhadap rangsangan/stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran matematika.
Agar pembelajaran  terlaksana dengan baik, siswa perlu diberi kegiatan yang berisi pertanyaan atau petunjuk yang direncanakan untuk dikerjakan dalam bentuk perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, sebagai penunjang proses pembelajaran agar dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Perangkat pembelajaran matematika yang sesuai sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika. Selain itu perangkat pembelajaran dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar, khususnya untuk meningkatkan komunikasi guru dan siswa.
Berangkat dari uraian pada latar belakang, penulis memandang perlu untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika model mind mapping pada materi geometri bangun ruang sisi datar di kelas VIII sehingga sikap terhadap matematika, keterampilan proses dan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa lebih baik.

Landasan Teori
1.   Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Ibrahim (dalam Trianto, 2007 :68) mengatakan bahwa perangkat pembelajaran adalah perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat yang diperlukan dalam proses belajar mengajar adalah buku siswa, silabus, RPP, LKS, tes hasil belajar dan media pembelajaran. Haryanto (1997: 288-289) mengatakan bahwa sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran hendaknya perangkat pembelajaran telah mempunyai status valid.
2.  Model Pengembangan 4-D
Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974: 6-9). Model pengembangan 4-D  terdiri atas 4 tahap utama yaitu:  define (pendefinisian), design (perancangan),  develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran).
3.  Pengertian Belajar Matematika
Hudojo (1988: 3) mengatakan bahwa belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi, karena matematika berkaitan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Untuk mempelajari matematika harus bertahap, berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar sebelumnya. Proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila dilakukan secara kontinu. Jadi salah satu karakteristik matematika adalah keseluruhan objek kajiannya abstrak. Oleh karenanya untuk mempelajari matematika tentu diperlukan cara khusus yang tidak sama dengan mempelajari mata pelajaran lain.
4.  Pembelajaran Model Mind Mapping
Menurut Michalko (dalam Buzan 2009: 3) mind mapping  adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut..Menurut Riyanto (2009: 275) langkah-langkah/sintak model pembelajaran mind mapping adalah  sebagai berikut.
a.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.    Guru    mengemukakan konsep  /permasalahan utama atau major concept yang akan ditanggapi oleh siswa, sebaiknya konsep/permasalahan   tersebut mempunyai sub konsep atau  alternatif jawaban.
c.       Membentuk kelompok diskusi yang anggotanya 2-3 orang
d.     Tiap      kelompok   menginventarisasi/ mencatat     sub konsep atau alternatif  jawaban hasil diskusi
e.       Tiap    kelompok     atau  dipilih secara acak    membacakan           hasil     diskusinya dan guru   mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f.       Dari   data-data  di papan   siswa  diminta membuat kesimpulan atau  guru  memberi  perbandingan  sesuai  konsep yang disediakan guru.              
5.  Soal Open Ended
Soal-soal epen ended sangat berperan dalam menampakkan pemikiran siswa. Soal-soal ini dapat memotivasi siswa menggunakan pengetahuan dan pengalamannya. Untuk menyelesaikan soal-soal open ended, terlebih dahulu siswa harus mengidentifikasi masalahnya. Kemudian ia dapat menduga-duga jawaban atau metode penyelesaian yang mungkin, sebelum menetapkan jawaban atau metode penyelesaiannya. Soal open ended adalah soal-soal yang mendatangkan beragam jawaban atau pendekatan dalam menjawab soal tersebut. Oleh sebab itu soal open-ended bisa berupa pertanyaan divergen ataupun pertanyaan evaluatif.
6.       Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik
Beberapa ahli pendidikan memberikan pengertian tentang berpikir. Suryasubrata (1990: 54) berpendapat bahwa berpikir merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses dan jalannya. Menurut Ibrahim dan Nur (2000: 8) pengertian berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasarkan pada inferensi, atau pertimbangan yang seksama. Berarti kemampuan menganalisis, mengkritik dan mencapai suatu kesimpulan selalu berdasarkan inferensi atau judgement, dengan demikian berpikir merupakan proses yang kompleks dan non-algoritmik.
Munandar (1999: 47-48) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur  yang ada. Berpikir kreatif adalah kemampuan yang berdasarkan pada data atau informasi yang tersedia, untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatan, dan keragaman jawaban.
Selanjutnya Munandar (1999: 50) mengemukakan bahwa berpikir kreatif dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek-aspek kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya atau memperinci) suatu gagasan.
7.  Sikap terhadap Matematika
Maher dan Martino (1997: 196) mengatakan bahwa terdapat suatu komponen kognitif pada setiap tujuan  afektif dan sebaliknya terdapat suatu komponen afektif pada setiap tujuan kognitif. Sehingga tidak mungkin untuk memisahkan ranah kognitif dengan ranah afektif dalam suatu pembelajaran. Artinya aspek afektif dapat mempengaruhi aspek kognitif.Salah satu komponen ranah afektif adalah sikap.
Azwar (2007: 87) memberikan batasan pengertian bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang untuk merespon secara positif atau negatif suatu objek, situasi, konsep, atau orang lain. Dengan kata lain sikap adalah sebagai ukuran suka atau tidak suka seseorang tentang matematika, yaitu kecenderungan seseorang untuk terlibat atau menghindar dari kegiatan matematika
8. Keterampilan Proses
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 613) dikatakan bahwa keterampilan adalah kecakapan seseorang untuk menyelesaikan tugas, sedangkan proses adalah runtutan peristiwa dalam perkembangan sesuatu. Jadi keterampilan proses adalah kecakapan dalam mengikuti/mengalami serangkaian peristiwa.   Sedangkan Syah (2003: 109) berpendapat bahwa keterampilan proses dalam pembelajaran adalah kecakapan yang diperoleh siswa akibat langkah-langkah strategis pembelajaran sehingga terjadi perubahan tingkah laku.
9.  Teori Belajar yang relevan
Menurut teori dari Peaget (dalam Shodiq, 2008: 9) yang penting diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran adalah perkembangan kognitif seorang siswa sangat tergantung seberapa jauh anak itu dapat memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi teori ini mengutamakan peran aktif siswa untuk menemukan konsep berdasarkan proses yang dilakukan siswa dengan caranya sendiri, termasuk memanipulasi dan aktif dengan lingkungan dalam menyelesaikan masalah/soal.
Teori lain adalah dari Ausubel (dalam Shodiq 2008: 21). Ausubel mengatakan bahwa pengetahuan yang sudah dimiliki  akan sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran. Disamping dituntut untuk mengecek, guru juga harus mengingatkan kembali atau memperbaiki pengetahuan prasyarat siswa sebelum ia membahas topik yang baru sehingga pengetahuan yang baru dapat terkait dengan pengetahuan yang lama agar lebih bermakna. Jadi teori Ausubel mengutamakan keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Herbat (2006: 6), yang mengatakan bahwa dalam pembelajaran matematika guru perlu menanamkan keterhubungan antara siswa dengan ide-ide matematika.


Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian  ini adalah penelitian pengembangan. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa (BS), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan CD pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar.
2.      Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Acuan yang digunakan dalam pengembangan perangkat ini adalah model pengembangan  4–D. Model pengembangan 4–D meliputi 4 tahapan, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan pendesiminasian (dessiminate). Pada penelitian ini dilakukan modifikasi, yaitu tahapan hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) dengan pertimbangan keterbatasan yang ada pada peneliti.
Adapun rincian model pengembangan perangkat pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a.              Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan batasan materi. Kegiatan dalam tahap ini adalah analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis materi, analisis tugas, dan spesifikasi tujuan pembelajaran.
1)              Analisis Awal–Akhir
Adalah kegiatan untuk menetapkan masalah dasar yang diperlukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan batasan materi dengan cara melakukan telaah kurikulum.



2)              Analisis Siswa
Adalah kegiatan tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan rancangan  dan pengembangan bahan pembelajaran, karakteristik yang ditelaah  pada analisis siswa meliputi latar belakang pengetahuan dan perkembangan kognitif siswa.
3)      Analisis Materi
Analisis materi dilakukan dengan metode dokumentasi/studi pustaka. Analisis materi dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifiki bagian-bagian utama materi yang akan diajarkan dan hasilnya disusun secara sistematis. Analisis ini merupakan dasar untuk menyusun analisis tugas dan perumusan tujuan pembelajaran. Materi yang dianalisis adalah bangun ruang sisi datar khususnya materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar kelas VIII.
4)      Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan analisis isi pelajaran, materi, dan pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan belajar yang dituangkan dalam bentuk perangkat pembelajaran yang diperlukan  dalam pembelajaran sesuai kurikulum yang digunakan. Analisis tugas dilakukan dengan metode studi pustaka/dokumen.
5)      Spesifikasi Tujuan Pembelajaran.
Spesifikasi tujuan pembelajaran merupakan kegiatan mengkonversi analisis tugas dan analisis materi. Dengan kegiatan ini  tercermin kemampuan apa yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran.
b.      Tahap Perancangan (design)
Tujuan dari tahap perancangan adalah memperoleh rancangan awal perangkat pembelajaran. Pada penelitian ini rancangan perangkat yang akan disusun meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku siswa, lembar kerja siswa, dan CD pembelajaran. Selain itu juga akan disusun instrumen tes hasil belajar berupa Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik (KBKM), lembar validasi, angket sikap siswa terhadap matematika, angket respon siswa terhadap komponen pembelajaran, dan lembar observasi keterampilan proses.  Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : (1) Penyusunan soal tes acuan patokan, (2) Pemilihan media, (3) Pemilihan format, (4) Desain awal perangkat pembelajaran. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
1)      Penyusunan tes acuan patokan
Tahap ini adalah menyusun Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik (KBKM), yaitu instrumen yang kelak digunakan untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Soal-soal tes merupakan soal bentuk uraian. Langkah-langkah penyusunan tes adalah sebagai berikut: menentukan maksud tes, membuat tabel spesifikasi, menyusun kisi-kisi, menulis butir tes, menulis petunjuk pengerjaan tes, menulis kunci jawaban, menguji coba tes, analisis hasil dan revisi tes.
2)      Pemilihan Media
Pada tahap ini ditetapkan jenis media yang sesuai untuk penyampaian bahan ajar. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan materi pelajaran dan keterbatasan yang ada di tempat penelitian.
3)      Pemilihan Format
Pemilihan format dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan format yang tepat dan sesuai denga faktor-faktor yang telah dijabarkan pada tujuan pembelajaran. Pemilihan format dilakukan dengan studi pustaka yaitu dengan melihat contoh-contoh dari BSNP/Depdiknas.
4)      Desain Awal
Desain awal merupakan desain perangkat yang dirancang sesuai dengan pembelajaran model mind mapping. Desain awal harus memperhatikan isi, bahasa, format dan ilustrasi serta mendukung pembelajaran model mind mapping. Perangkat yang dirancang meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Siswa (BS), dan CD pembelajaran. Desain perangkat pembelajaran yang dilakukan mengacu pada ketentuan kurikulum  2006.
Pada tahap ini juga bersama validator/ahli dirancang instrumen penelitian  berupa lembar validasi perangkat pembelajaran, angket dan lembar observasi keterampilan proses.
c.       Tahap Pengembangan (develop)
Ada dua langkah utama yang dilakukan dalam tahap pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu validasi ahli dan uji coba. Tujuan dari tahap pengembangan ini adalah memperoleh perangkat pembelajaran yang valid  berdasarkan para ahli dan pembelajaran yang efektif berdasarkan hasil uji coba perangkat pembelajaran.
2.       Validasi Ahli
Validasi dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian dalam bidang pendidikan terutama yang memahami tentang perangkat pembelajaran. Validator diminta memberikan penilaian secara umum terhadap perangkat pembelajaran dengan menggunakan lembar validasi yang telah dirancang pada tahap desain awal. Dalam memvalidasi, validator mengacu pada kriteria tertentu yang dijadikan patokan dalam menentukan valid tidaknya suatu perangkat pembelajaran. Validasi dapat dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh perangkat yang lebih baik.   
3.      Teknik dan Instrumen Pengumpul Data Uji Coba/Validasi
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data   terdiri dari tes KBKM, lembar pengamatan keterampilan proses siswa, angket sikap siswa terhadap matematika, angket respon siswa terhadap komponen pembelajaran,   dan lembar validasi.
4.       Uji Coba Perangkat
Uji coba perangkat dilakukan di SMP Negeri 1 Kuningan. Subjek dalam uji coba adalah siswa kelas VIII  D sebanyak 3 kelas, 1 kelas (VIII-A) sebagai kelas uji coba instrumen tes hasil belajar (KBKM) dan 2 kelas dipilih untuk kelas uji coba kefektivan perangkat pembelajan yaitu kelas uji coba (VIII-D) dan kelas kontrol (VIII-C). Siswa tiap kelas mempunyai karakterisktik yang relatif sama  antara lain dalam hal : siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, jumlah siswa tiap kelas tidak terlalu berbeda jauh, dan penempatan siswa tidak berdasarkan rangking. Penelitian dilakukan pada minggu ke 2,3 dan 4 bulan Juni tahun 2010, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
Variabel independen adalah sikap siswa dan keterampilan proses, sedangkan variabel dependen adalah kemampuan berpikir kreatif matematik (KBKM). Data diperoleh melalui angket, observasi, dan tes. Data diolah menggunakan prosentase, uji perbandingan dan uji regresi linier dengan bantuan SPSS.
5.      Teknik Analisis Data
a.              Analisis Data Hasil Validasi Ahli
Data yang diperoleh dari hasil validasi, selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk merevisi/memperbaiki perangkat pembelajaran. Untuk menganalisis hasil validasi menggunakan analisis rata-rata, yaitu menghitung rata-rata dari setiap aspek yang berasal dari 3 orang validator.
b.  Analisis Data  Validitas Butir Soal
Untuk mengetahui validitas soal dapat digunakan rumus Kolerasi Product Moment sebagai berikut (Arikunto, 2006: 77) dan perhitungan validitas tes menggunakan program Anata Test. Uji reliabilitas tes dilakukan menggunakan rumus Cronbach alpha (Arikunto, 2006: 106)
c.  Uji  Ketuntasan
Untuk melihat ketuntasan KBKM, sikap dan keterampilan proses secara klasikal  diuji rata-rata satu pihak (kanan).
d.  Uji  Proporsi π (uji satu pihak)
Untuk melihat ketuntasan individual  diuji proporsi satu pihak
e.  Uji Pengaruh Sikap dan Ketrampilan Proses Siswa terhadap Hasil Belajar (KBKM)
Untuk mengetahui  seberapa pengaruhnya sikap dan keterampilan proses siswa terhadap hasil belajar (Tes KBKM) maka nilai angket sikap dan nilai pengamatan keterampilan proses siswa diregresikan terhadap nilai tes hasil belajar (KBKM).
f.   Uji Beda Rata-rata
Untuk melakukan uji perbedaan rata-rata hasil belajar kelas uji coba dan kelas kontrol, sebelumnya diuji kesamaan varian terlebih dahulu.

Hasil Penelitian dan Pembahsan
1.              Hasil Validasi Ahli     
Berdasarkan hasil validasi ke tiga validator dengan langkah-langkah yang telah ditempuh, diperoleh  rata-rata nilai semua perangkat ada pada inteval 3,00-3,49. Hal ini sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Thiagarajan bahwa perangkat pembelajaran yang akan digunakan perlu divalidasi  melalui tahap pendefinisian, tahap perancangan dan tahap pengembangan. Setelah dilakukan pengembangan sesuai dengan model tersebut maka perangkat yang disusun mempunyai klasifikasi  baik, dan perangkat yang disusun dinyatakan valid serta bisa digunakan dengan sedikit revisi.
2.             Hasil Uji Coba Lapangan
Perangkat yang telah valid menurut para ahli, selanjutnya diujicobakan kepada siswa sesungguhnya. Uji coba  dilakukan  dalam  dua bagian,   yaitu uji coba soal tes KBKM dan uji coba efektifitas pembelajaran  dengan perangkat pembelajarannya model mind mapping pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik. Selain itu diungkap juga  respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
a. Hasil Uji Coba Soal Tes KBKM
Bila dikonsultasikan dengan kriteria yang ada di BAB III diperoleh rxy tabel = 0,549, maka ada dua soal yang tidak valid yaitu no. 4 dan no. 8. Hasil reliabilitas test diperoleh nilai 0,91 maka instrumen tes KBKM termasuk reliabel.  Soal no. 4 termasuk terlalu mudah dan no. 8 terlalu sukar.  Sedangkan Daya Pembeda  soal no. 4 dan no. 8  termasuk jelek.
Dari uji coba tes KBKM di atas, maka soal no. 4 dan no. 8 termasuk soal yang mempunyai kualitas jelek sehingga tidak bisa dipakai. Dengan demikian jumlah soal yang digunakan dalam uji coba efektivitas pengajaran hanya 6 soal, yaitu no. 1, 2, 3, 5, 6, dan 7.
Hasil uji coba tes KBKM tersebut menunjukkan bahwa soal-soal yang dibuat melalui pertimbangan para ahli mempunyai kualitas yang baik. Dari 8 soal yang diujicobakan ada 6 yang termasuk kategori layak  gunakan untuk melihat kemampuan berpikir kreatif matematik.
b.             Hasil Uji Efektivitas Pengajaran
Dalam uji efektivitas pembelajaran, dipilih 1 kelas uji coba dan 1 kelas kontrol. Kelas ujicoba pengajarannya menggunakan perangkat pembelajaran model mind mapping sedangkan kelas kontrol tidak. Dari hasil uji efektivitas pengajaran diperoleh bahwa :
Pertama. Hasil belajar (KBKM) siswa kelas uji coba mencapai ketuntasan. Artinya pembelajaran dengan menggunakan perangkat model mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar, karena dengan model tersebut aktivitas siswa mendominasi dalam proses belajar. Siswa tidak hanya sekedar menerima secara pasif informasi dari guru, tetapi berperan aktif dalam menggali informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hal ini sesuai dengan teori Piaget tentang konstruktivisme yang mengutamakan peran serta siswa dalam berinisiatif dan keterlibatan aktif dalam pembelajaran (dalam Slavin, 2006: 42). Hasil ini mendukung teori belajar yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky  bahwa pengetahuan dibangun secara aktif oleh peserta didik melalui interaksi dan kerjasama dengan peserta didik yang lain sebagai perwujudan interaksi dengan lingkungan.
Kedua. Sikap siswa terhadap matematika kelas uji coba mencapai ketuntasan. Artinya pembelajaran dengan menggunakan perangkat model mind mapping dapat membuat siswa tertarik dan senang selama proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto (2007: 74) bahwa jika siswa tertarik atau merasa senang dalam belajar matematika maka siswa akan termotivasi belajarnya sehingga akan tumbuh sikap positif terhadap matematika.
Ketiga. Keterampilan proses siswa kelas uji coba mencapai ketuntasan. Artinya pembelajaran dengan menggunakan perangkat model mind mapping mampu menggerakan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam mengerjakan soal-soal atau  diskusi dalam rangka memperoleh informasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Semiawan (1988: 14) yang mengatakan bahwa keterampilan proses diperlukan untuk memahami konsep yang rumit dan abstrak melalui manipulasi contoh konkrit, menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, berdiskusi dan lain-lain.  Dengan kata lain, keterampilan proses dapat membantu pemikiran siswa dalam memahami suatu konsep.
3.       Hasil Angket Respon Siswa
Angket respon siswa diberikan kepada siswa setelah pembelajaran salesai dilakukan. Dari angket tersebut terungka rata-rata 9,21 % siswa menyatakan perasaan senang dengan perangkat  pembelajaran yang digunakan; 95,72 % siswa menyatakan pendapat baru terhadap perangkat yang digunakan; 100 % siswa menyatakan berminat mengikui kembali model pembelajaran yang digunakan; dan 96,3 % siswa menyatakan terbaca terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan. Hasil angket tersebut menunjukkan bahwa perangkat yang digunakan bisa diterima dan digunakan oleh siswa.

Kesimpulan dan Saran
         Berdasarkan tujuan  dan pembahasan hasil penelitian, maka penelitian ini mempunyai kesimpulan sebagai berikut.
1.       Perangkat pembelajaran matematika model mind mapping pada materi bangun  ruang sisi datar kelas VIII untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik   dinyatakan valid untuk digunakan berdasarkan pertimbangan para ahli. Hal ini berdasarkan revisi-revisi yang telah dilakukan dan rata-rata nilai untuk tiap perangkat ada pada interval 3,00 – 3,49. Berdasarkan kriteria validasi, interval tersebut termasuk cukup baik atau valid.
2.       Pengajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model mind mapping dinyatakan memenuhi kriteria efektif, yaitu  1) Hasil belajar (KBKM), sikap, dan keterampilan proses telah mencapai ketuntasan (nilai sig. < 5 % dan t hit > t tabel);  2) Adanya pengaruh sikap dan keterampilan proses terhadap hasil belajar (Output model summary menunjukkan R Square = 0,937);  3) Hasil belajar siswa kelas uji coba lebih baik daripada kelas kontrol (nilai sig. < 5 %);
82
3.       Perangkat pembelajaran yang dikembangkan bisa diterima dan digunakan oleh siswa, karena dari angket respon siswat menunjukkan bahwa rata-rata 9,21 % siswa menyatakan perasaan senang dengan perangkat  pembelajaran yang digunakan; 95,72 % siswa menyatakan pendapat baru terhadap perangkat yang digunakan; 100 % siswa menyatakan berminat mengikuti kembali model pembelajaran mind mapping yang digunakan; dan 96,3 % siswa menyatakan terbaca terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan.

Berdasarkan kesimpulan , maka ada beberapa hal yang perlu disarankan :
1.       Bagi guru, untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa hendaknya menggunakan perangkat pembelajaran model mind mapping yang telah dikembangkan dalam penelitian ini.
2.       Dalam penelitian ini materi yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik hanya pada bangun ruang sisi datar. Maka untuk  penelitian selanjutnya disarankan pada materi yang lain sehingga lebih banyak lagi media bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya.










DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. & Zanzali, N. 2006. “Problem Posing Abilities in Mathematics of Malaysian Primary Year 5 Children: An Exploratory Study”. Journal Pendidikan Universitas Teknologi Malaysia. Jilid 11 Oktober 2006: 1 – 9.

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi Revisi). Bandung: Bumi Aksara.

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Budiarto, M.T. dan Hartono. 2002. Proses Berfikir Pembentukan Struktur Bangun Datar. Malang : Prosiding Konferensi Nasional Matematika XI, Edisi Khusus.

Buzan, T. 2009. Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Christou, C. & Philippou G. 2002. “Mapping and Development of Intuitive   Proportional Thinking”. Journal of Mathematical Behavior. 20 (2002): 321-336.

Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan PBM. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal . Jakarta : Depdiknas 
Depdiknas. 2009. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas
Dirawat. 1993. Sistem Pembinaan Profesional dan Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta : PT. Gramedia.

Dwijanto. 2007. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer Terhadap Pencapaian  Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik Mahasiswa. Disertasi : Tidak Dipublikasikan.

Dwiyogo, W.D. 2004. Konsep Penelitian dan Pengembangan. Makalah disajikan dalam Lokakarya Metodologi Penelitian Jurusan Kepelatihan Olahraga. Tanggal 28-29 April 2004. Semarang : FKIP Universitas Negeri Semarang.

Haryanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Solo : Rineke Cipta.
Herbat, P.G. 2006. “Teaching Geometry With Problems: Negotiating Instructional Situations and Mathematical Tasks”. Journal for Reaserch in Mathematics Education, 37(4): 313 – 347.
                                                                                         
Hudojo, H. 1988. Mengajar Matematika. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta : P2LPTK.

Ibrahim, M. dan Nur, M. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA University Press.

Jihad, A. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Bandung : Multi Pressindo.

Johnson, R.T. & Johnson, D.W. 1985.“Student-Student Interaction : Ignored but Powerfull”. Journal of Teacher Education, 34 (36) : 22-26.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 1987. Jakarta : PT. Balai Pustaka.

Khabibah, S. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Dengan Soal Terbuka Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Sekolah Dasar. Semarang : Disertasi Universitas Negeri Semarang.

Maher, C. & Martino, A. 1997. “The Development of The Idea of Mathematical Proof : A 5-Year Case Study”. Journal for Research in Mathematics Education, 7(2), 194-214.

McIntosh, R & Jarret, J. 2000. “Teaching Mathematical Problem Solving: Implimenting The Vision”. Journal for  Mathematics and Science Education Center, 9(4), 120-132.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Rosdakarya.
Munandar, U. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Munandar, U.2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nur, M. & Wikandari, P. 1998. Pendekatan-pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran (Saduran). Surabaya : IKIP Surabaya.

Nurhalim, S.M. 2003. Pembinaan Kreativitas menuju Era Global. Bandung : P.T. Alumni.

Pehkonen, E. 1997. The State-of-Art in Mathematical Creativity. Dalam ZDM. International Reviews on Mathematical Education [online], vol.29 (3), 5 halaman.Tersedia:http://www.fizkarlsruhe.de/fiz/publications/zdm/zdm973a1.pdf  [25 Oktober 2009]
Peraturan Pemerintah Nomor 19. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Permendiknas No. 23.2006. Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta : Depdiknas.
Purwanto, N. 2007. Psikologi Pendidikan.Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. PT. Prenada Media Goup : Surabaya

Ruseffendi, E,T. 1991. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sawada, T.1997. Developing Lesson Plans. Dalam J.P. Becker dan S. Shimada (ed) The Opend-Ended Approach : A New Proposal for Teaching Mathematics. NCTM. 23-35.

Semiawan,C.1988. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : PT.Gramedia.

Shimada, S.1997. The Significance of an Open-Ended Opproach. Dalam J.P. Becker dan S. Shimada (ed) The Opend-Ended Approach : A New Proposal for Teaching Mathematics. NCTM. 1-9.

Shodiq. 2008. Psikologi Pembelajaran Matematika SMP. Jogjakarta : Depdiknas P4TK.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning. Second Edition. Allyn and Bacon Publicer. Massachusetts.

Soedjadi, R. 2000. Kiat  Pendidikan Matematika di Indonesia. Dirjen Dikti. Jakarta Depdikbud.

Storaasli, M., dan Takahashi, A. 2003. What is Open-Ended Problem Solving. [Online]. Tersediahttp://www.mste.uiuc.edu/courses/ci431kt/ci431fall98/ issues/curriculum_dev/What_is_Open-Ended.html. [25 Oktober 2009]
Sudjana. 1989. Metode Penelitian. Bandung : Tarsito.
Sudjana, N. 2001. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiman. 2001. Pembelajaran Matematika Realistik di Indonesia. Prosiding Konferensi Pendidikan Matematika. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Suherman, E. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Siswa Matematika. Jakarta : Depdikbud.

Sukahar. 1992. Diagnosis Kemampuan Menguasai Konsep dan Melakukan Operasi Hitung Mahasiswa FPMIPA IKIP Surabaya Angkatan 1991/1992. Surabaya: FPMIPA IKIP Surabaya.

Sukestiarno,Y.L. 2005.  Modul Kuliah SPSS. Semarang : PPs Unnes.

Suparman, A. 1996. Desain Instruksional. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka  Jakarta.

Supriadi, D.1994. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung : Alfabeta.

Suryasubrata, S. 1990. Psikologi Pendidikan.  Jakarta : Rajawali Press.
Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Thiagarajan,  S, Dorothy, S. S, dan Melvyn, I. S. 1974. Instruktional Development for training Teachers of Exceptional Children: A Source Book. Bloomington: Indiana University.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka Pulisher.

Wahyudin.1999. Kemampuan Guru Matematika, Calon Guru Matematika, dan Siswa dalam        Mata Pelajaran Matematika. Disertasi : Tidak Dipublikasikan.

Widura, S. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta : PT. Gramedia.
Yee, F.P. 2002. Using Short Open-Ended Questions to Promote Thinking and Understanding.  Dalam Rogerson, A. (ed). The Mathematics Education into 21st Century Project.  Procceding of The International Conference in Mathematics Education. [Online], 6 halaman. Tersedia : http//math.unipa.it/~grim/Sifoong.pdf. [15 November 2009].

Yuniawati, R.P. 2001. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa. Semarang : Tesis Universitas Negeri Semarang.